• Rafi Mohammad

    tidaklah cukup menjadi seorang yang selalu disebut-sebut tapi yang terpenting menjadi orang yang dapat berguna bagi semua orang yang ada minimal lingkungan sekitar. mencoba mencari jatidiri dengan melintasi jalan setapak tak berduri di terik matahari yang dingin di bawah pancaran sinar rembulan yang sejuk serta makian yang menyemangatkan. [...]

  • 2012 Movie

    The film briefly references Mayanism, the Mesoamerican Long Count calendar, and the 2012 phenomenon in its portrayal of cataclysmic events unfolding in the year 2012. Because of solar flare bombardment the Earth's core begins heating up at an unprecedented rate, eventually causing crustal displacement. This results in an onslaught of Doomsday event scenarios plunging [...]

  • I am Legend Movie

    The film briefly references Mayanism, the Mesoamerican Long Count calendar, and the 2012 phenomenon in its portrayal of cataclysmic events unfolding in the year 2012. Because of solar flare bombardment the Earth's core begins heating up at an unprecedented rate, eventually causing crustal displacement. This results in an onslaught of Doomsday event scenarios plungingThe novel's main character is Robert Neville, apparently the sole survivor of a pandemic the symptoms of which resemble vampirism. The author details Neville's [...]

  • Transformer Movie

    Transformers is a 2007 live-action-thriller film adaptation of the Transformers franchise, directed by Michael Bay and written by John Rogers, Roberto Orci and Alex Kurtzman. It stars Shia LaBeouf as Sam Witwicky, a teenager involved in a war between the heroic Autobots and the evil Decepticons, two factions of alien robots who can disguise themselves by transforming into everyday machinery. The Decepticons desire control of the All Spark, the object that created their robotic race, with the intention of using it to build [...]

  • Max Payne Game

    Max Payne is a BAFTA award winning[1] third-person shooter video game developed by Finnish Remedy Entertainment, produced by 3D Realms and published by Gathering of Developers in July 2001 for Windows. Ports later in the year for the Xbox, PlayStation 2 and the GameBoy Advance were published by Rockstar Games. A Macintosh port was published in July 2002 by MacSoft in[...]

Kamis, 14 Juli 2011

Peran Intelektual(isme) Dalam Menjawab Berbagai Persoalan Bangsa

0

Peran Intelektual(isme)  Dalam Menjawab Berbagai Persoalan  Bangsa
Oleh : Mohammad Rofiuddin
Intelektual menjadi kata yang sangat menarik dan penuh dengan makna bila kita membicarakannya. Terutama kita membicarakan tentang intelektualitas secara keseluruhan, maka lebih baik dan meyakinkan bila kita mengetahui makna dari kata intelektual. Intelektual mempunyai arti orang cerdas dan terpelajar, menggunakan inteleknya untuk menjawab semua persoalan tentang hal yang dianggap ideal (Kamus). Di indonesia kata intelektual cukup gampang untuk disandang bagi setiap orang , baik dosen ataupun mahasiswa  bahkan orang yang tidak mendapatkan pendidikan apabila bisa merasionalkan dalam menyampaikan bisa jadi itu intelek. Menurut jaluddin rahmad (1986), intelektual khusus dikenakan pada ilmuwan yang terikat dengan nilai-nilai tertentu, orang yang mengabdikan hidupnya untuk cita-cita, nilai-nilai tertentu dan disamping itu intelektual mengabdikan hidupnya untuk pengetahuan-pengetahuan tertentu. Itu pengertain intelektual yang saya konotasikan dengan intelektual muslim, artinya ilmuwan yang tidak bisa menanamkan nilai-nilai di atas maka tidak layak untuk dikatakan intellectual. artinya intelektual itu sebagai transforming leader tidak sebagai transaksional leader.
Seorang intelektual harus menjadi transforming leader, intelektual sebagai pemimpin yang mengubah, baik itu mengubah paradigma masyarakat ataupun bangsa serta agama tentunya kepada yang benar dan bisa diterima tanpa mengurangi keidealannya. Ini berjalan dengan semboyan mahasiswa sebagai Agent of change, social of control (agen perubahan dan control social). Yang menempatkan posisi mahasiswa ditengah antara masyarakat dan penguasa. Namun tidak bisa bisa dipungkiri pula untuk menjadi transforming leader merupakan hal yang sulit.  ini tidak terlepas kerna persoalan yang kadang berbau kepentingan. Seperti halnya yang terjadi sekarang pada politikus kita yang menjadi wakil dari rakyat namun tidak menjadi wakil dari masyarakat pada hakikat sesungguhnya, lebih dominan pada pada transactional leader.
Intelektualitas  kadang dimaknai secara sederhana, yaitu orang yang mempunyai pengetahuan atau berilmu. yang tidak rasional lagi bila intelektual itu dilihat dari orang yang hanya bisa bicara didepan orang banyak dengan lantang, sungguh ironis bila kita melihat yang seperti itu. Namun meski kadang dimaknai sederhana sepert itu belum tentu yang sederhana itu ada dalam memahami kata intelektual itu sendiri.  penting sekiranya intelektual tercerahkan kerna dengan tercerahkan berarti mampu mengaplikasikan ilmunya dengan baik guna memberikan pencerahan bagi masyarakat dimana ia tinggal dengan tujuan memberikan keyakinan untuk membantu mencapai kesadaran diri serta mampu merumuskan cita-cita.
Intelektual tercerahkan sebagai penerus serta pewaris kaum tercerahkan terdahulu seperti nabi Muhammad. Yaitu mempunyai tugas untuk merevolusi, memberi sumbangsih pemikiran intelektual disertai gerakan sosial yang berdasarkan dilengkapi dengan sumber-sumber yang paling kaya untuk dijadikan sebuah pencerahan dan cita-cita masyarakat dalam kehidupan di dunia akhirat dan mampu mengimplementasikan di kehidupan sehari-hari bersama masyarakat dalam rangka memberikan teladan. Ataupun tokoh-toko intelektual islam seperti Al-kindi yang dengan karya ensiklopedisnya dan ilmu pengetahuan memberikan sumbangsih dan pencerahan tentang keabadian alam (menolak paham aristoteles), al-asy’ari denga ilmu kalamnya yang berusaha memahamkan ilmu agama secara lebih sistematis, al-farabi dengan falsafah politiknya, dan tokoh-tokoh yang lain yang mencerahkan(nurcholish madjid:1984).
Persoalan bangsa ataupun Negara sangatlah komplek baik itu menyakut keamaan, pertahanan, politik, ekonomi, social, kemiskinan, koruption dan lain-lain yang sudah mulai digiring pada kesemuanya atas nama kepentingan kapitalis. Tentunya permasalahan ini membutuh penyelesaian yang segera untuk di atasi oleh semua elemen tak terkecuali organisasi gerakan mahasiswa yang merupakan elemen gerakan mahasiswa yang mempunyai tanggung jawab secara moral. dan persoalan yang sekian kompleknya tidak bisa secara keseluruhan dapat diselesain maka bagamana gerakan ini (intelek) bisa mengambil porsi dengan apa yang bisa dilakukan untuk pengentasan masalah itu. Bisa jadi masalah ekonomi, pendidikan, sosial ataupun yang lainnya yang bisa disesuaikan dengan kemampuannya untuk dilakukan.
Peran interlektual dan persoalan bangsa
Selama dasawarsa ini tak terhitung kiranya para intelektual-intelektual muslim di indonesia yang lahir dari berbagai Universitas baik negeri atu swasta, baik dari luar maupun dalam negeri sendiri, akan tetapi kebanyakan diantara mereka masih larut dalam konsep yang terlalu melangit yang kemudian sulit dikonsumsi oleh masyarakat awam bahkan konsep itu kadang tidak bisa sama sekali bisa disentuh oleh masyarakat dalam menerimanya bisajadi konsepnya berkontradiksi dengan masyarakat.
Mengacu pada intellectual as transforming leader maka tanggung jawab terbesar yang dimilki oleh intelektual muslim tercerahkan adalah menentukan sebab-sebab sesungguhnya dari keterbelakangan masyarakat akan ketidakpahaman atupun ketidakmampuan dan menemukan penyebab sebenarnya dari kemerdekaan dan kebobrokan rakyat dalam lingkungannya yang menyebabkan mereka tidak mampu menjamah hidup di tengah-tengah yang serba kapitalisme. Intelektual diharapkan bisa memecahkan permasalahan tersebut baik dengan pendampingan, tulisan-tulisan yang mencerahkan, pendidikan, bahkan hidup bersama dan pendekatan lainnya  ditengah-tengah segala macam permasalahan-permasalahan bangsa yang hadir ditengah-tengah kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia. Kemudian dengan langkah-langkah tersebut dibawa ke arah yang berparadigma kebertuhanan kepada Allah sang pemilikik alam ini
Pada ranah inilah fungsi intelektual muslim tercerahkan. Bagaimana ia mampu hidup bersama dengan masyarakat kecil dan mecoba mencari solusi kesulitan-ksesulitannya baik ekonomi, pendidikan agama dan mengenai persoalan yang berkaitan dengan kesejahteraan social serta permasalahan lainnya. Bukan malah hidup bermewah-mewah, sibuk dengan proyek negara yang lagi-lagi hanya untuk dirinya sendiri  tanpa peduli pada masyarakat tersebut
Agenda pembangunan pemikiran masyarakat tersebut tak lain dan tak bukan adalah kewajiban intelektual muslim intelektual sebagaimana yang telah menjadi kesepakatan umum yang berkembang dalam masyarakat merupakan suatu golongan yang mempunyai peranan penting dalam proses transformasi sosial, ia harus mempunyai keberpihakan kepada masyarakat sekitarnya, terutama kaum dhu’afa secara sosial politik dan ekonomi sekaligus memperjuangkan aspirasi mereka. Seorang intelektual muslim harus mempunyai integritas, pengabdian serta komitmen yang jelas dalam membangun peradaban umat dan bangsanya. Apabila seorang intelektual tidak mempunyai concern terhadap misi dan komitmen ini, maka ia bukanlah seorang intelektual, melainkan hanyalah seorang peneliti, akademisi atau politisi. Dan oleh karena tugas itulah maka seorang intelektual adalah sosok yang dekat dengan sumber-sumber pengetahuan sekaligus dekat dan bersinggungan langsung dengan masyarakat. Seorang intelektual yang oleh karena tugasnya sebagai seorang pelaku mandate pembangunan masyarakat, maka bukanlah ia yang memiliki segudang teori dan pengetahuan, namun tidak pernah bersinggungan dengan masyarakat, dengan kalimat yang popular, seorang intelektual, bukanlah seorang yang hanya duduk di menara gading yang tidak terjangkau oleh masyarakat di sekitarnya.
Dalam membangun sebuah masyarakat, seorang intelektual harus turun langsung bergaul dengan masyarakat yang dibangun tersebut. Tugas kaum intelektual tidak semata menganyam kata, menelurkan gagasan, tetapi juga harus berupaya mengubah realitas yang timpang, mengubah kata- kata menjadi kenyataan mengubah yang jelek menjadi indah, merubah yang bodoh menjadi pintar.
Tugas intelektual Muslim pertama harus mampu memahami arti atau makna sari suatu pernyataan denga mengkaji situasi atau problem. Kedua, menggeneralisasikan jawaban-jawaban secara spesifik dan menyatakannya sebagai pernyataan moral yang memiliki tujuan-tujuan moral-sosial.(fazlur rahman, 1985). Dan seorang intelektual merupakan pewaris nabi yang warisannya al-quran dan as-sunah sebagai landasan hidupnya.
Disisi lain intelektual, memiliki peran dan posisi yang sangat penting dalam perjalanan Negara Kesatuan Republik Indonesia , dalam beberapa hal intelektual bisa diharapkan untuk membangun bangsa ini menjadi lebih baik, dengan segala trobosan-trobosan dan ide-ide cemerlang yang bisa dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat. Akan tetapi, disatu sisi intelektual juga bisa menjadi sumber bencana dan kerusakan yang terjadi di sebuah bangsa ataupun negara. sehingga untuk menghindari segala kerusakan yang bisa diciptakan oleh intelektual, maka melihat kembali peran intelektual dalam konteks kebangsaan menjadi sesuatu yang sangat urgent hari ini. Baik dari pendidikan yang makin mahal yang hampir tidak bisa di akses oleh masyarakat menengah kebawah, kebutuhan-kebutahan primer masyarakat yang sudah melampaui batas kemampuan untuk mendapatkannya dan banyak pula permasalahan-permasalahan lainnya yang merugikan dan membingungkan masyarakat kelas bawah.
Inilah tantangannya, intelektual hari ini dihadapkan dengan segala permasalahan bangsa yang berkecamuk, terutama menghadapi kondisi masyarakat yang sedang sakit, secara sadar ataupun tidak, kita merasakan bahwa saat ini masyarakat sedang dalam kondisi sakit (Musa asya’rie,2002). Dengan kata lain, masyarakat dilanda krisis multi dimensi yang menghebat. Keadaan seperti inilah yang kemudian dalam istilah ilmu sosial sering dinamakan sebagai anomali. Yakni suatu masa di mana masyarakat berada dalam kondisi kebingungan akibat muncul berbagai tindakan kekejaman yang bekecamuk dimana-mana. Tentunya serba ketidakpastian yang kadang-kadang membuatnya menjadi kejam dan beringas. Kondisi tersebut banyak hal yang menyebabkannya dan salah satunya adalah gagalnya kaum intelektual dalam menjawab permasalahan bangsa yang berkembang dan tidak terselesaikan kerna lebih mengedeapan egoisnya.
Kalau menilik keatas tentunnya pembuat kebijakan(police maker) rata-rata merupakan intelektual. Meskipun kaum intelektual bukanlah satu-satunya kelompok ataupun golongan yang paling bertanggung jawab dalam mengatasi permasalahan bangsa yang makin mengancam seluruh elemen masyarakat terutama masyarakat kecil. Maka tak akan mungkin intelektual menjadi kelompok yang tertuliskan pada peringkat kedua atau ketiga dan seterusnya. Mengingat sosok intelektual yang di gembar-gemborkan akan menjadi transforming leader yang akan mengubah dari yang tidak baik menjadi baik dan tentunya di terima oleh semua kelompok atau golongan.  Maka dengan itulah intelektual akan tertulis dalam peringkat nomer satu sebagai kandidat yang bertanggung jawab akan permasalahan bangsa ini. Peran intelektual sejatinya adalah memberi kritik konstruktif-transformatif di ruang sosial. Sebab, kritik adalah mekanisme efektif untuk menjalankan control sosialnay ataupun soch terapi baik bagi penguasa yang bertengger dalam gedung istana ataupun rakyat itu sendiri yang msiah belum bisa mampu bergerak untuk bangkit dari sebuah masalah yang besar tersebut. tentunya semua value added  yang positif untuk mendorong sesuatu yang terjadi di dalam masyarakat untuk kembali ke kriteria yang dipandang ideal dan wajar.
Dalam kontek hidup sekarang maka intelektual harus mampu menentukan posisi, baik sebagai koalisi pemerintah (penguasa) dengan ide-ide dan kekreatifannya dalam menghasilkan pemikiran-pemikiran yang memperhatikan hajat hidup oarng banyak sehingga ide-ide atau pemikiran-pemikiran penguasa bisa diterima oelh seluruh elemen. Atau sebagai oposisi yang bisa hidup bersama dengan rakyat dengan membangaun sebuah wacana-wacana untuk mengconter gagasan-gasasan penguasa serta membangkitkan semangat dalam menyelesaiakn permasalan tersebut. atau di jaman sekarang yang banyak terjadi yaitu berada dalam posisis netral dengan tetap ada di tengah-tengan pemerintah dan rakyat tentunya dengan keidealisannya  untuk tetap malakukan yang terbaik untuk semua sebagai transforming leader. namun posisi netral ini sulit untuk tetap pada pasisi idealisnya kerna akan berbenturan dengan banyak hal yang akan mengikis keidealisan seorang intelektual.
Memprioritaskan kemaslahatan umat di atas kepentingan pribadi atau kelompok. Intelektual sejati senantiasa bervisi membawa bangsa ke arah yang lebih baik, dan mendahulukan kepentingan bersama daripada kepentingan kelompoknya sendiri, apalagi sekadar material reward (keuntungan materi) yang didapatkannya.
Tentunya intelektual-intelektual yang ada  dan berkegiatan dikampus-kampus yang banyak meggambarakan hidonesmenya yang tak kunjung membicarakan akan tanggung jawab social. yakni masyarakat luas yang sedang sekarat menunggu kadatangannya dengan pemikiran-pimirakan kreatifnya untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang dihadapinya.
Penutup
Seorang intelektual harus menjadi a transforming leader yang sejalan dengan semboyan mahasiswa agent of change social of control Intelektual. Sehingga tidak hanya berkutat pada ranah kampus saja tapi lebih jauhlagi yaitu pada masalah bangsa dan masyarakat. Selain itu intelektual harus bisa mengambil porsi terkait dengan posisi yang harus di pilihnya baik sebagai oposisi , koalisi atau netral  tentunya denga memainkan peran masing-masing dari posisi itu sendiri dengan tetap mengedepan nilai idelismenya. dan intelekteltual bukan hanya berkutat pada teoritik meski itu perlu namun yang lebih penting aktualisasi dari teoritik itu sendiri dan akhirnya sebagai intelktual kerjakan apa yang bisa dikerjakan untuk masyarkat

Referensi
-          Rahman, Fazlur. 1985. Islam dan modernitas tentang tranformasi intelektual. Bandung: Penerbit Pustaka
-          Musa asy’arie, 2002. Dialektika agama untuk pembebasan spiritual. Yogyakarta: Lembaga Studi Filsafat Islam
-          Madjid, Nurcholis. 1985. Khazanah intelektual islam. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia
-          Yahy, M. wildan, Intelektual Muslim. Bandung: Karya Kita


Jumat, 03 Juni 2011

MADURA DALAM CUPLIKAN SEJARAH

0

Intisari Oleh Jundy
  • BANGKALAN

Pulau madura
Beberapa abad kemudian, diceritakan, bahwa ada suatu negara yang disebut Mendangkamulan dan berkuasalah seorang Raja yang bernama Sangyangtunggal. Waktu itu pulau Madura merupakan pulau yang terpecah belah, Yang tampak ialah Gunung Geger di daerah Bangkalan dan Gunung Pajudan didaerah Sumenep.
Diceritakan selanjutnya bahwa raja mempunyai anak gadis bernama Bendoro Gung. Yang pada suatu hari hamil dan diketahui Ayahnya. Raja amat marah dan menyuruh Patihnya yang bernama Pranggulang untuk membunuh anaknya itu. Karena  itu ia tidak melanjutkan untuk membunuh anak Raja itu tetapi ia memilih lebih baik tidak kembali ke Kerajaan. Pada saat itu ia merubah nama dirinya dengan Kijahi Poleng dan pakaiannya di ganti juga dengan Poleng (Arti Poleng,kain tenun Madura). Dan gadis yang hamil itu didudukkan di atasnya, serta gitek itu di hanyutkan menuju ke Pulau “Madu Oro”.
sejarah madura 300x160 Sejarah MaduraPada saat si gadis hamil itu merasa perutnya sakit dan segera ia memanggil Kijahi Poleng. Tidak antara lama Kijahi Poleng datang dan ia mengatakan bahwa Bendoro Gung akan melahirkan anak. Dengan demikian ibu dan anak tersebut menjadi penduduk pertama dari Pulau Madura.
Perahu-perahu yang banyak berlayar di Pulau Madura sering melihat adanya cahaya yang terang ditempat dimana Raden Segoro berdiam, dan seringkali perahu-perahu itu berhenti berlabuh dan mengadakan selamatan ditempat itu. Selain daripada itu para pengunjung memberikan hadiah-hadiah kepada Ibu Raden Segoro maupun kepada anak itu sendiri. Ibunya merasa sangat takut pula karena itu ia memanggil kijahi Poleng. Kijahi poleng mengajak Raden Segoro untuk pergi ketepi pantai.
Pada saat itu memang benar datanglah 2 ekor ular raksasa dan Kijahi Poleng menyuruh Raden Segoro supaya 2 ekor ular itu didekati dan selanjutnya supaya ditangkap dan dibanting ke tanah. Tombak itu oleh Kijahi Poleng diberi nama Si Nenggolo dan Si Aluquro. Sesampainya Patih tersebut di Madura, ia terus menjumpai Raden Segoro dan mengemukakan kehendak Rajanya. Ibu Raden Segoro mendatangkan Kijahi Poleng dan minta pendapatnya, apakah kehendak raja dikabulkan atau tidak.
Raden Segoro berangkat dengan membawa senjata si Nenggolo. Akhirnya Raja Mendangkamulan atas bantuan Raden Segoro menang didalam peperangan dengan tentara Cina dan setelah itu Raja mengadakan Pesta besar karena dapat mengusir musuhnya. Raja bermaksud mengambil Raden Segoro sebagai anak mantunya. Raden Segoro minta ijin dahulu untuk pulang ingin menanyakan kepada ibunya. Pada saat itu pula ibu dan anaknya lenyaplah dan rumahnya disebut Keraton Nepa.  Karena itu sampai sekarang 2 tombak itu menjadi Pusaka Bangkalan.
  • SAMPANG
Pada Zaman Majapahit di Sampang ditempatkan seorang Kamituwo yang pangkatnya hanya sebagai patih, jadi boleh dikatakan kepatihan yang berdiri sendiri. Sewaktu Majapahit mulai mundur di Sampang berkuasa Ario Lembu Peteng, Putera Raja Majapahit dengan Puteri Campa.
Yang mengganti Kamituwo di Sampang adalah putera yang tertua ialah Ario Menger yang keratonnya tetap di Madekan. Menurut cerita Demang terus berjalan kearah Barat Daya diperjalanan ia makan ala kadarnya daun-daun, buah-buahan dan apa saja yang dapat dimakan, dan kalau malam ia tertidur dihutan dimana ia dapat berteduh.
Perempuan tua itu menjawab bahwa pohon yang dimaksud letaknya didesa Palakaran tidak beberapa jauh dari tempat itu. Dengan diantar perempuan tua tersebut Demang terus menuju kedesa Palakaran dan diiringi oleh beberapa orang yang bertemu diperjalanan.
Pada sauatu saat Demang Palakaran bermimpi bahwa kemudian hari yang akan menggantikan dirinya ialah Kiyahi Pragalbo yang akan menurunkan pemimpin-pemimpin masyarakat yang baik, putera yang tertua Pramono oleh ayahnya disuruh bertempat tinggal di Sampang dan memimpin pemerintah dikota itu.
Ia kawin dengan puteri Wonorono di Pamekasan karena itu ia juga menguasai Pamekasan jadi berarti Sampang dan Pamekasan bernaung dalam satu kerajaan, demikian pula sewaktu Nugeroho (Bonorogo) menggantikan ayahnya yang berkeraton di Pamekasan dua daerah itu masih dibawah satu kekuasaan, setelah kekuasaan Bonorogo Sampang terpisah lagi dengan Pamekasan yang masing-masing dikuasai oleh Adipati Pamadekan (Sampang) dan Pamekasan dikuasai oleh Panembahan Ronggo Sukawati, kedua-duanya putera Bonerogo.
  • PAMEKASAN
Kabupaten Pamekasan lahir dari proses sejarah yang cukup panjang. Begitu juga munculnya sejarah pemerintahan di Pamekasan sangat jarang ditemukan bukti-bukti tertulis apalagi prasasti yang menjelaskan tentang kapan dan bagaimana keberadaannya.
Diperkirakan, Pamekasan merupakan bagian dari pemerintahan Madura di Sumenep yang telah berdiri sejak pengangkatan Arya Wiraraja pada tanggal 13 Oktober 1268 oleh Kertanegara. Jika pemerintahan lokal Pamekasan lahir pada abad 15, tidak dapat disangkal bahwa kabupaten ini lahir pada jaman kegelapan Majapahit yaitu pada saat daerah-daerah pesisir di wilayah kekuasaan Majapahit mulai merintis berdirinya pemerintahan sendiri.
Terungkapnya sejarah pemerintahan di Pamekasan semakin ada titik terang setelah berhasilnya invansi Mataram ke Madura dan merintis pemerintahan lokal dibawah pengawasan Mataram. Hal ini dikisahkan dalam beberapa karya tulis seperti Babad Mataram dan Sejarah Dalem serta telah adanya beberapa penelitian sejarah oleh Sarjana barat yang lebih banyak dikaitkan dengan perkembangan sosial dan agama, khususnya perkembangan Islam di Pulau Jawa dan Madura, seperti Graaf dan TH.
Masa-masa berikutnya yaitu masa-masa yang lebih cerah sebab telah banyak tulisan berupa hasil penelitian yang didasarkan pada tulisan-tulisan sejarah Madura termasuk Pamekasan dari segi pemerintahan, politik, ekonomi, sosial dan agama, mulai dari masuknya pengaruh Mataram khususnya dalam pemerintahan Madura Barat (Bangkalan dan Pamekasan), masa campur tangan pemerintahan Belanda yang sempat menimbulkan pro dan kontra bagi para Penguasa Madura, dan menimbulkan peperangan Pangeran Trunojoyo dan Ke’ Lesap, dan terakhir pada saat terjadinya pemerintahan kolonial Belanda di Madura.
Hal ini terbukti dengan banyaknya penguasa Madura yang dimanfaatkan oleh Belanda untuk memadamkan beberapa pemberontakan di Nusantara yang dianggap merugikan pemerintahan kolonial dan penggunaan tenaga kerja Madura untuk kepentingan perkembangan ekonomi Kolonial pada beberapa perusahaan Barat yang ada didaerah Jawa, khususnya Jawa Timur bagian timur (Karisidenan Basuki).
Tenaga kerja Madura dimanfaatkan sebagai tenaga buruh pada beberapa perkebunan Belanda. Orang-orang Pamekasan sendiri pada akhirnya banyak hijrah dan menetap di daerah Bondowoso. Perkembangan Pamekasan, walaupun tidak terlalu banyak bukti tertulis berupa manuskrip ataupun inskripsi nampaknya memiliki peran yang cukup penting pada pertumbuhan kesadaran kebangsaan yang mulai berkembang di negara kita pada zaman Kebangkitan dan Pergerakan Nasional.
  • SUMENEP
Sumenep merupakan Kabupaten di Jawa Timur yang berada di ujung paling Timur Pulau Madura, bisa dibilang sebagai salah satu kawasan yang terpenting dalam sejarah Madura. Kita dapat menjumpai situs-situs kebudayaan yang sampai hari ini masih menjadi obyek pariwisata.
Di Kabupaten itu pula, banyak terpencar pulau-pulau kecil yang kaya akan sumber daya alam dan hasil pertanian. Bahkan, kabupaten ini penuh dengan sejarah raja-raja yang sampai sekarang masih menjadi objek wisata menarik untuk bahan tela’ah dan observasi bagi masyarakat. Yang lebih menarik lagi, di kabupaten ini anda akan temukan sebuah pesantren megah, indah nan modern.
Namanya, Pondok Pesantren Al-Amein Prenduan. Sebagai pesantren kader yang mencetak mundzirul qaum, Pesantren ini menjadi bagian sejarah dari Kabupaten Sumenep. Sebagai bukti, kalau kabupaten ini penuh dengan sejarah, bias kita lihat dari pintu gerbang masjid agung yang ada di tengah-tengah kota.


Rabu, 25 Mei 2011

sambutan

0

Assalamu'alaikum Wr. Wb

Alhamdulillahi rabbil alamin puji syukur hanya milik Allah SWT tuhan semesta alam yang telah melimpahkan rahmad dan hidayanya kepada kita sehingga kita bisa berjumpa meski dalam dunia maya
Sholatullah Wasalamuhu semoga tetap tercurahkan kepada baginda sang revolusioner sejati nabi besar Muhammad SAW yang telah membawa kita semua dari alam yang jahil menuju alam yang terang yakni addinul islam
Blog ini dibuat dalam rangka menjaring, mengenal, dan silahturahim antara individu yang satu dengan yang lainnya semuga menjadi tempat untuk bertukar pikiran ataupun menjadi wadah sarana bagi masyarkat madura khususnya dan masyarakt jagat raya pada umumnya dan harapannya blog ini mempunyai fungsi dan juga cukup membatu kita untuk melakukan komunikasi baik berkaitan dengan tehnolgi dan informasi ataupun yang lainnya tentunya bermfaat bagi kita semua baik hanya sebagai konsumsi saja syukur-syukur ke pengamalan juga.
Demikian saja yang dapat kami haturkan tidak banyak kami ucapakan banyak berterima kasih telah berkunjung ke blog ini


Wassalamu'alaikum Wr. Wb




 

anak madura Copyright © 2010 LKart Theme is Designed by Lasantha